Tuesday, September 18, 2007

Adab-adab puasa Ramadan



  1. Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a. telah bersabda Rasulullah saw: Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh
    berbuka.(H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)


  2. Diriwayatkan dari Sahal bin Sa?ad: Sesungguhnya Nabi s.a.w. telah bersabda: Manusia (ummat Islam) masih dalam keadaan baik selama mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. ( H.R.: Al-Bukhary dan Muslim)


  3. Diriwayatakan dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah s.a.w. berbuka dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah) sebelum solat, kalau tidak ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air beberapa teguk. (H.R.: Abu Daud dan Al-Hakiem)


  4. Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu puasa hendaklah berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air, sesungguhnya air itu bersih. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi)


  5. Diriwayatkan dari Ibnu Umar : Adalah Nabi saw. selesai berbuka Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan Abu Daud hadits hasan)


  6. Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu ( yang
    sudah terhidang ). ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  7. Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur itu berkah. (H.R : Al-Bukhary )


  8. Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw. bersabda : Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah makanan yang penuh berkah. ( H.R : An-Nasa'i )


  9. Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit t berkata : Kami bersahur bersama Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh ). saya berkata : Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahur
    dan waktu Shubuh )?Ia berkata : Selama orang membaca lima puluh ayat. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  10. Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi )


  11. Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila salah seorang diantara kamu mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan hendaklah ia menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur ) daripadanya. (H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem )


  12. Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau
    bertanya : Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ? Beliau r.a menjawab : ya, lalu ia meminumnya. ( H.R Ibnu Jarir )


  13. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada setiap
    malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan( cepat berbuat kebaikan ) daripada angin yang dikirim.(HR Al-Bukhary )


  14. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Adalah Rasulullah saw. menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang
    shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )


  15. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi saw. apabila memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar menghidupkan malam (untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar beribadah ) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli istrinya ).( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  16. Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw. bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R : Muslim )


  17. Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia telah bertanya kepada Aisyah ra: Bagaimana shalat malamnya Rasulullah saw di bulan Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun di bulan lainnya, caranya : Beliau shalat empat raka'at jangan tanya baik dan
    panjangnya, kemudian shalat lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan panjangnya, kemudian shalat tiga raka?at. ( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan lainnya )


  18. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at yang ringan, kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir. ( H.R : Muslim )


  19. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : Ada seorang laki-laki berdiri lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam ? Maka Rasulullah r. menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua raka'at. Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah satu raka'at. ( H.R : Jama'ah )


  20. Dari Aisyah ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw shalat di masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau ( bermakmum di belakang ), lalu beliau shalat pada malam kedua dan para sahabat
    bermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah saw tidak keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda : Saya telah tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan aku khawatir shalat malam
    ini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadhan. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  21. Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. shalat witir dengan membaca : Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal kafirun) dan (Qulhu wallahu ahad ). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i dan Ibnu Majah )


  22. Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah saw. telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut witir : ( artinya ) Ya Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna, pimpinlah aku beserta orang
    yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan atas
    Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i,
    At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )


  23. Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : Barang siapa yang shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah lalu. ( H.R : Jama'ah )


  24. Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda : berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir. (H.R : Muslim )


  25. Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh tujuh, maka
    Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, ( ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul qadar ) pada malam-malam ganjil. ( H.R : Muslim )


  26. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu ? Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Yaa Allah sesungguhnya Engkau maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku. (H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad )


  27. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  28. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat
    i'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi )


  29. Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll... ) ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim )


  30. Allah ta'ala berfirman : ( artinya ) Janganlah kalian mencampuri mereka( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati... ( Al- aqarah : 187 )


  31. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu puasa janganlah berbuat keji , jangan berteriak-teriak ( pertengkaran ), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan :
    " sesungguhnya saya sedang puasa" . Demi jiwa Muhammad yang ada di
    tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang puasa itu lebih wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena puasanya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim)


  32. Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw. telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima ) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali Muslim ) Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya.


  33. Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar yang sering di panggil Ummu Sinan : Apa yang menghalangimu untuk melakukan haji bersama kami ? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya ) untuk berhaji bersama anaknya sedang yang lain di pakai untuk memberi minum anak-anak kami. Nabi pun bersabda lagi : Umrah di bulan Ramadhan sama dengan mengerjakan haji atau haji bersamaku. ( H.R : Muslim)


  34. Rasulullah sw. bersabda : Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji. ( H.R : Muslim)



KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan adab-adab sbb :

  1. Berbuka apabila sudah masuk waktu Maghrib. ( dalil : 6 ) Sunnah berbuka adalah sbb :

    • Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat. ( dalil : 2,3 dan 4 )

    • Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )

    • Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud insya Allah. ( dalil : 5 )



  2. Makan sahur. ( dalil : 7 dan 8 ) Adab-adab sahur :

    • Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 )

    • Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.



  3. Lebih bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan banyak membaca al-qur'an ( dalil : 13 )


  4. Menegakkan shalat malam / shalat Tarawih dengan berjama'ah. Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir( 20 hb. sampai akhir Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara shalat Tarawih
    adalah :

    • Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )

    • Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 )

    • Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18 )

    • Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. ( dalil : 21 )

    • Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )




  5. Berusaha menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil : 25 dan 26 )


  6. Mengerjakan i'tikaf pada sepuluh malam terakhir. (dalil : 27 )
    Cara i'tikaf :

    • Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )

    • Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )

    • Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30)




  7. Mengerjakan umrah. ( dalil : 33 dan 34 )


  8. Menjauhi perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran. (dalil : 31 dan 32 )



Hantar kepada kawan Format pencetak

Amalan Dalam Bulan Ramadan

PAGI


  1. Solat sunat Subuh dan fardu Subuh, kemudian wirid biasa serta doa sesudahnya


  2. Zikir

    • La Ilahaillahllah (sebanyak-banyaknya)

    • Allahu Akbar - Seratus kali sebelum naik matahari (tiada Tuhan melainkan Allah)

    • Tiada Tuhan melainkan Allah, Muhammad itu Rasullullah, pada setiap saat dan nafas sebanyak bilangan luasnya ilmu Allah)

    • Tiada Tuhan melainkan Allah yang berkuasa memerintah yang sebenarnya lagi nyata)




  3. TASBIH: (100 kali dikurniakan sepuluh ribu kebajika, dihapuskan sepuluh ribu kejahatan, diangkat sepuluh ribu darjat) (Maha suci Allah dan segala pujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah , Allah Maha Besar, tiada suatu daya dan kekuatan melainkan dengan Allah yang maha tinggi lagi maha agung)


  4. SELAWAT : Sekurang-kurangnya 10 atau 100 kali


  5. SOLAT SUNAT

    • Solat sunat Isyraq

    • Solat sunat Dhuha

    • Solat sunat Tasbih dan

    • Membaca al-Quran

    • Membaca doa taubat `Akasyah (memohon keampunan taubat dosa-dosa besar)





TENGAH HARI
Solat sunat Zuhur - Fardhu Zuhur - Sunat Zuhur serta doa

ISTIGHFAR:
(a) 70 kali/100 kali) (Aku memohon keampunan Allah dan aku bertaubat kepadNya)
(b) (70/100 kali: Pohon keampunan ibu bapa) (yang bermaksud: Tuhanku,ampunilah bagiku bagi dua ibubapaku dan rahmatilah keduanya sebagaimana mereka telah mendidik aku ketika kecil.
(c) (25 kali:wasiat Nabi kepada Saiyidina Ali supaya dikasihi Allah (Aku memohon keampunan kepada Allah yang maha agung bagiku dan bagi dua ibu bapaku dan bagi sekalian muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat (lelaki dan perempuan) hidup dan mati)

PETANG
1. Solat Sunat Asar - Fardhu Asar - wirid/doa
2. Zikir (sebanyak yang boleh) Tiada Tuhan melainkan Allah
3.Tasbih yang bermasksud:
(a) Maha Suci Allah yang maha Tinggi
(b) (100 kali) dikasihi Tuhan dan berat timbangannya di akhirat. (Maha suci Allah yang maha agung)
4. Bertakbir (100 kali) amanah Nabi kepada Sayidina Ali sesudah senbahyang asar sebelum tenggelam matahari - setiap hari
5.Selawat: (10/100 kali)

MAGHRIB:

  • berbuka puasa - solat Maghrib dan sunat Maghrib

  • solat sunat Awwabin

  • membaca (50 atau 100 kali) menjadi pengadang dunia dan akhirat. (tiada suatu kekuatan melainkan dengan Allah yang maha agung)



ISYAK:

  • Solat sunat Isyak, fardu Isyak, sunat Isyak

  • Solat sunat Terawih, sunat witir

  • membaca al-Quran



TENGAH MALAM
Jam 12 malam atau 3.00 pagi hingga fajar Subuh

  • Solat sunat wuduk

  • Solat sunat Tahajud (dua atau empat atau enam atau lapan atau 12 rakaat) dan berdoa

  • Solat sunat Hajat (memohon sesuatu hajat dan berdoa)

  • Berzikir (di dalam hati nurani/ingatan sebanyak-banyaknya).

  • Tasbih Istighfar (100 kali/70 kali). (Maha Suci Allah dan dengan segela kepujianNya maka suci Allah yang Maha Agung, aki mohon keampunan kepada Allah Yang Maha Agung dan aku bertaubat kepadaNya).

  • Membaca tasbih dan zikir majmuk (sebanyak 100 kali). (Maha suci Allah dan segala kepujian bagi Allah, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Agung, tiada
    suatu daya dan kekuatan melainkan dengan Allah). Setelah masuk waktu Subuh dan setelah azan Subuh, solat sunat Subuh/fajar dua rakaat, sebelum solat Subuh (antara azan dan solat fardu Subuh). Bacalah istighfar tabih 100 kali dan kemudian berdoa, kerana ini termasuk waktu mustajab doa - antara azan Subuh dengan solat Subuh, iaitu bermaksud: bertasbih dan mohon keampunan (jika sempat waktunya). (Maha suci Allah dengan segala kepujiannya, maha suci Allah yang maha agung aku memohon keampunan kepada Allah yang maha Agung dan aku bertaubah kepada-Nya)



BERSEDEKAH:
Bersedekah setiap hari pada bulan Ramadan tinggi pahalanya kerana kelebihan dan kemuliaan bulan Ramadan.

Bersedekah pada bulan Ramadan menutup kesalahan puasa, diampunkan dosa , berlipat ganda pahalanya.

Dicurahkan rahmat Allah, dijauhkan dari azab neraka, didekatkan ke syurga, terjauh dari bala.

Adab puasa dan tarawih

Oleh: NAZMI AIDARUS

SETIAP orang yang mengerjakan puasa perlu mematuhi beberapa peraturan dan adab yang akan menyempurnakan ibadah tersebut. Di antara peraturan yang terpenting ialah:

* Menjaga lidah daripada berdusta, mengumpat dan mencampuri urusan orang lain yang tiada kena mengena dengannya.

* Memelihara mata dan telinga daripada melihat dan mendengar perkara yang dilarang oleh Syarak dan perkara yang sia-sia.

* Mengawal perutnya daripada merasai makanan dan minuman yang haram atau mengandungi unsur syubhat, terutama ketika berbuka dan berusaha sedaya upaya mungkin untuk menghasilkan pemakanan yang halal lagi bersih.

Ulama pernah berpesan: “Apabila kamu berpuasa, maka perhatikanlah apa yang akan dijadikan makanan berbukamu dan di manakah kamu akan berbuka?” Ia adalah panduan yang terbaik bagi mengawasi diri daripada terjebak dengan unsur-unsur makanan yang tidak halal.

* Berusaha menjaga kesemua pancaindera dan anggota tubuh badan daripada mendekati atau melakukan maksiat dan perkara sia-sia. Dengan demikian ibadah puasanya akan suci dan sempurna.

Terdapat ramai yang memenatkan diri dengan berlapar dan berdahaga, membiarkan diri terdorong kepada perlakuan dosa dan noda, kerana itu puasanya rosak dan binasa dan keletihannya tidaklah berbaloi sebagaimana maksud sabda Nabi s.a.w.: Ramai yang berpuasa tidak mendapat ganjaran daripada puasanya melainkan lapar dan dahaga! (riwayat An-Nasai)

Meninggalkan maksiat menjadi kewajipan kepada seluruh orang Islam sama ada mereka sedang puasa atau tidak, apatah lagi bagi yang berpuasa, ia lebih dituntut dan diwajibkan.

Sabda Rasulullah s.a.w.: “Puasa itu adalah ‘perisai’, Sekiranya seseorang dari kalangan kamu sedang berpuasa janganlah dia bercakap kotor, melakukan keburukan dan berbuat bodoh. Jika ada orang lain yang mengejinya atau cuba memeranginya, maka hendaklah dia katakan kepada orang itu: ‘Saya sedang berpuasa.” (riwayat Bukhari dan Muslim)

* Janganlah membanyakkan tidur pada siang harinya dan makan pada malamnya, bahkan bersederhanalah pada kedua-duanya bagi menyelami keperitan lapar dan dahaga. Dengan demikian sanubarinya akan terkawal, keinginan nafsunya akan berkurangan, hatinya ceria. Itulah rahsia dan intipati puasa yang perlu dicapai.

* Jauhkan diri daripada mengikut dorongan nafsu ketika berbuka dengan beraneka jenis makanan yang lazat-lazat. Sebaik-baiknya adat makan adalah sama sahaja pada bulan puasa dan bulan-bulan yang lain.

Penggembelingan diri di dalam mengurangkan tuntutan jasmani dan keinginan perasaan, memberikan kesan positif terhadap kecerahan hati nurani yang amat dituntut, terutama pada bulan Ramadan.

Mereka yang menjadikan keinginan nafsu perut sebagai tunggangan akal mereka ketika berbuka yang menyalahi kebiasaan pada bulan-bulan lain, sebenarnya terpedaya dengan pujukan iblis dan rayuannya yang bertujuan menghilangkan barakah (berkat) ibadah puasa mereka, nikmat limpahan ketenangan daripada Allah s.w.t., kekhusyukan diri ketika munajat dan berzikir kepada-Nya.

Sepatutnya orang yang berpuasa mengurangkan kadar pemakanannya sehingga terserlah kesan puasa itu pada dirinya. Kekenyangan adalah punca kelalaian, kealpaan, keras hati dan malas melakukan ketaatan kepada Allah s.w.t.

Sabda Rasulullah s.a.w: “Takungan jelik yang dipenuhkan oleh manusia adalah perutnya, memadailah baginya beberapa suapan yang dapat meneguhkan tulang belakangnya. Jika dia enggan, maka berikanlah sepertiga (bahagian perutnya) untuk makanan, sepertiga kedua untuk minuman dan sepertiga terakhir bagi pernafasannya” (Riwayat Ahmad dan Tirmizi).

Terdapat ulama yang mengungkapkan kata-kata berikut: “Sekiranya perutmu kenyang, anggota-anggota lain akan lapar (akan menurut turutan nafsu), tetapi sekiranya perutmu lapar kesemua anggotamu akan kenyang.”

As-Salaf as-Soleh (mereka yang terdahulu) mengurangkan perkara kebiasaan dan dorongan diri serta memperbanyakkan amal ibadat pada bulan Ramadan secara khusus, bahkan itulah adat mereka sepanjang masa.

* Tidak menyibukkan diri dengan urusan duniawi pada bulan Ramadan ini, bahkan mengambil kesempatan yang ada untuk beribadat kepada Allah dan mengingati-Nya sebaik mungkin. Justeru itu dia tidak melakukan perkara duniawi melainkan sekadar keperluan hariannya atau kepada mereka yang berada di bawah tanggungannya.

Demikian yang selayaknya dilakukan pada bulan Ramadan yang mulia ini, sama seperti pada hari Jumaat yang sepatutnya dikhususkan bagi amalan akhiratnya.

* Mempraktikkan amalan sunah seperti segera berbuka apabila masuk waktunya, berbuka dengan buah tamar (kurma) dan jika ia tiada memadailah dengan segelas air serta melambatkan makan sahur.

Nabi s.a.w. berbuka dahulu sebelum Baginda mengerjakan solat Maghrib.

Sabdanya: “Umatku sentiasa berada di dalam keadaan baik (berkat) selama mana mereka mempercepatkan berbuka (apabila masuk waktunya) dan melambatkan makan sahur.” (riwayat Ahmad, Bukhari dan Muslim).

* Menyediakan makanan berbuka kepada orang yang berpuasa sekalipun dengan beberapa biji tamar atau segelas air. Sabda Baginda s.a.w.: “Sesiapa yang menyediakan makanan berbuka bagi orang yang berpuasa, baginya ganjaran seumpama pahala bagi orang yang berpuasa, tanpa mengurangi sedikitpun pahalanya (orang yang berpuasa).” (riwayat Baihaqi dan ibnu Khuzaimah).

* Memenuhi malamnya dengan amalan sunat seperti solat tarawih, witir dan sebagainya. Adalah dinasihatkan kepada para imam supaya tidak mempercepatkan solat tarawihnya seperti mana amalan kebiasaan sebahagian besar mereka di masjid dan surau.

Perbuatan tersebut menjejaskan mutu ibadah solat tarawih mereka kerana meninggalkan rukun solat tersebut seperti, meninggalkan tumakninah semasa rukuk dan sujud, mencacatkan bacaan al-Fatihah sebagaimana sepatutnya lantaran ingin cepat dalam mengejar waktu sehingga meninggalkan makmum di belakang tertinggal rukun-rukun penting dalam solatnya.

Amalan tarawih seperti itu menjadi tidak sempurna dan berkurangan pahalanya kerana itu berwaspadalah terhadap cara demikian dengan kembali mengamalkan ibadah solat seperti pada waktu-waktu lain, menyempurnakan qiam, bacaan al-Fatihah, rukuk, sujud, khusyuk, hadir hati dan semua peradaban solat dan rukunnya.

Bagi makmum pula disyorkan supaya sentiasa bersama imamnya dalam mengerjakan solat tarawih itu sehinggalah selesai sama ada sebanyak 20 rakaat atau pun 8 rakaat. Sabda Nabi Muhammad s.a.w.: “Apabila seseorang menunaikan solat bersama imamnya sehinggalah imam itu (selesai dan) beredar, dikirakan untuknya (makmum) pahala qiam semalaman. (An-Nasai).

- NAZMI AIDARUS ialah pegawai di Jabatan Mufti Negeri Terengganu.

sumber:UTUSAN MALAYSIA 19.9.07

Saturday, September 15, 2007

Memberi makan orang berpuasa

DARIPADA Zaid bin Khalid (ra.)katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda katanya: Siapa yang memberi makan orang yang berpuasa (berbuka puasa) adalah pahalanya seperti pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa mengurangkan pahalanya sedikitpun. (RiwayatTarmizi)

Huraiannya:

Dalam hadis ini, Rasulullah menggalakkan supaya menjamu makan kepada orang berpuasa untuk berbuka kerana pahalanya sama dengan ibadat puasa mereka yang berpuasa tersebut tanpa mengurangkan pahalanya sedikitpun. Ini adalah semata-mata limpah kurnia daripada Allah s.w.t. kepada mereka yang suka mengadakan jamuan pada bulan Ramadan untuk membantu mereka yang sedang melakukan ibadat puasa tersebut.

Kesimpulannya:

Allah akan memberi pahala dan ganjaran yang besar kepada mereka yang menyedia atau membuat jamuan untuk berbuka puasa. Satu-satu ibadat yang dipilih-Nya untuk diri-Nya sahaja .Dan berjanji untuk memberi balasannya.

sumber: UTUSAN MALAYSIA 20.9.2007

Friday, September 14, 2007

Kelebihan puasa dan orang berpuasa

RAMADAN al-Mubarak menggamit lagi. Bulan yang penuh dengan keberkatan, kelebihan, keampunan dan juga keistimewaannya amatlah patut dan munasabah untuk kita memahami dan mengetahui berkenaan kelebihan puasa dan orang yang berpuasa di bulan Ramadan.

Puasa pada bahasa iaitu menahan dan pada istilahnya pula menahan daripada makan, minum dan jimak daripada subuh hingga ke maghrib beserta dengan niat. (Qamus Al-Fiqhi oleh Sa'di Abu Jaib Hal 218).

Dalam Feqh Manhajji menyebut puasa dari segi syarak pula ialah menahan diri daripada sebarang perkara yang membatalkannya, bermula dari terbit fajar sehingga matahari terbenam dengan niat puasa.

Walaupun begitu terdapat banyak lagi definasi berkenaan dengan puasa berdasarkan kepada pendapat fuqaha dalam semua mazhab. Tetapi pengertian yang mereka kemukakan adalah hampir sama.

Puasa Ramadan mula difardukan pada bulan Syaaban pada tahun kedua Hijrah. Sebelum itu, amalan puasa telah biasa dilakukan biasa di kalangan umat terdahulu dan ahli kitab yang sezaman dengan Nabi Muhammad s.a.w.

Akan tetapi kewajipan puasa pada bulan Ramadan belum disyariatkan lagi ketika itu. Persamaan antara mereka dengan umat terdahulu adalah dari segi pensyariataan puasa itu sahaja. Kemudian umat Nabi Muhammad secara khusus difardukan puasa pada bulan Ramadan.

Ia merupakan satu rukun daripada Islam yang lima dan diketahui oleh umum. Oleh itu sesiapa yang mengingkari kewajipannya ia boleh menjadi kafir dan hendaklah disuruh bertaubat sebagaimana orang murtad. Jika terus ingkar dan enggan bertaubat dia hendaklah dijatuhi hukuman sebagai orang yang murtad.

Hal yang demikian sekiranya dia bukan baru memeluk agama Islam dan tidak tinggal berjauhan daripada ulama. Mereka yang tidak berpuasa tanpa mengingkari wajibnya ibadat tersebut dia hanya jadi fasik. Pemerintah wajib memenjarakannya dan menghalangnya daripada makan dan minum pada waktu siang supaya ia berpuasa sekali pun zahirnya sahaja mengikut apa yang dinyatakan di dalam kitab al-Feqh al-Manhaji.

Berkenaan dengan rukun puasa pula iaitu menahan daripada dua syahwat, perut dan faraj. Atau menahan daripada segala perkara yang membatalkan puasa. Malikiyah dan Syafiiyah menambah dengan satu rukun yang lain iaitu niat pada waktu malam. (Al-Fiqhu Al-Islami Wa Adillatuhu 3/1616).

Seterusnya dibincangkan fadilat dan kelebihan puasa dan orang yang berpuasa:

*Imam Ahmad dan Muhammad bin Nasar al- Baihaqi meriwayatkan daripada Abi Hurairah sabda Nabi s.a.w, “Dikurniakan kepada umatku pada bulan Ramadan lima kelebihan yang tidak dikurniakan mana-mana umat sebelum mereka : bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari bau kasturi, malaikat mengampunkan mereka sehingga berbuka, Allah hiasi setiap hari syurganya, kemudian berfirman hampir-hampirlah hambaku yang soleh yang merasai kesukaran tetapi terus menuju kepadamu, diikat padanya syaitan dan diampun bagi mereka pada akhir malam”.

*Imam Bukhari, Muslim dan Ahmad meriwayatkan hadis daripada Sahal bin Sa’d. Sabda Rasulullah s.a.w: “Sesunggunya dalam syurga terdapat satu pintu yang dikenali dengan ar-Raiyyan di mana yang berhak memasukinya hanya orang yang berpuasa. Apabila selesai masuk nescaya ditutupnya”.

*Mengikut riwayat an-Nasai sama seperti di atas kecuali ditambah sabda Nabi: Sesiapa yang masuk di dalamnya nescaya dapat meminum siapa yang minum nescaya tidak dahaga selama-lamanya.

*Mengikut riwayat Imam Ahmad dan an-Nasai daripada Abi Hurairah r.a sabda Rasulullah s.a.w: “Puasa merupakan perisai”. Dan daripada Usman bin Abi al-As, “Puasa merupakan perisai daripada neraka seperti perisai seseorang daripada kamu pada masa peperangan selama mana ia tidak mengoyaknya dengan berdusta atau mengumpat”.

*Al-Baihaqi meriwayatkan daripada Usman bin Abi al-As, puasa merupakan perisai daripada azab Allah.

*Imam Ahmad, Muslim dan an-Nasai meriwayatkan daripada Abi Hurairah dan Abi Sa’id Sesungguhnya Allah berfirman: Sesungguhnya puasa bagiku dan Aku yang membalasnya dan sesungguhnya bagi orang berpuasa akan mendapat dua kegembiraan apabila ia berbuka nescaya bergembira dan apabila bertemu Allah nescaya ia gembira. Demi jiwa Muhammad ditangan-Nya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi.

*Ibn Majah dan al-Hakim meriwayatkan daripada Ibn Umar bahawa Nabi s.a.w bersabda: “Sesungguhnya orang yang berpuasa ketika berbuka mempunyai doa yang tidak ditolak”.

*Al-Dailami meriwayatkan daripada Ibn Umar katanya: “Diam orang puasa merupakan tasbih, tidurnya adalah ibadat, doanya mustajab dan amalannya digandakan”.

*Ibn Majah meriwayatkan daripada Ibn Jabir, Ahmad, at-Tabarani dan al- Baihaqi daripada Abi Umamah bahawa Nabi bersabda: “Sesungguhnya bagi Allah ketika berbuka puasa mempunyai mereka yang dibebaskan daripada neraka yang demikian itu pada setiap malam”.

*Al-Baihaqi meriwayatkan daripada Abi Hurairah bahawa Nabi s.a.w bersabda: “Puasa merupakan separuh kesabaran dan atas tiap sesuatu mempunyai zakat dan zakat bagi tubuh badan adalah puasa”.

*Imam Ahmad, al-Tirmidzi dan al-Baihaqi meriwayatkan daripada Ummi Imarah: “Sesungguhnya orang yang berpuasa apabila makan sentiasalah malaikat berselawat keatasnya sehingga selesai makanannya”.

Sebenarnya banyak lagi kelebihan puasa dan Ramadan seperti mendapat syafaat dan dijauhkan daripada neraka. Justeru marilah sama-sama kita mengambil kesempatan dengan kunjungan Ramadan al-Mubarak dengan berpuasa dan beramal.

Selamat berpuasa dan semoga diterima Allah.

sumber:UTUSAN MALAYSIA 14.9.2007